Kamis, 16 Juni 2016

Perawan Desa Yang Hot

Perawan Desa Yang Hot



Aku berstatus mahasiswa saat ini sedang liburan semester aku berencana untuk pulang ke kampung halamanku, seperti hobiku dari SMA bareng teman temanku aku sering berpergian ke luar untuk sekedar refresing.
Aku masuk ke dalam pusat perbelanjaan, setelah lama aku berputar putar aku bertemu dengan wanita cantik yang jarang di temui di kotaku ini. Singkat cerita kamipun berkenalan. Namanya adalah Indah, berumur 16 tahun. 

Rasanya senang sekali, aku bisa berkenalan dengan gadis seperti Indah. Bulan demi bulan telah berlalu, kamipun semakin akrab dan sering berhubungan lewat sosial media. Singkat kata, kamipun sepakat untuk menjalin hubungan menjadi sepasang kekasih.

Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat. Malam itu kami berdua menonton layar tancap, hal yang sebenarnya cukup simple tapi yah namanya juga lagi kasmaran.

Kami pulang jam sembilan malam atas keinginan Indah. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami hanya menerima titipan kunci rumah. Keluarganya sedang pergi menjenguk teman ayahnya yang saat ini sedang mengalami sakit keras.

Malam itu dingin sekali, Indah permisi untuk ganti pakaian. Saat kulihat Indah dengan pakaiannya yang sederhana itu aku terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia walaupun hanya memakai pakaian biasa. Aneh, ada seuatu yang aneh yang mengganjar didalam perasaanku.

“Lho, ada apa Kang?”, tanya Indah.

“Ah, nggak ada apa-apa!”, jawabku.

“Kok melihat Indah terus?”, tanyanya lagi.

“Ngak kok!”, jawabku.

“Kamu cantik, Ndah”.

“Ah Akang!”, katanya lagi dengan tersipu.

Lama kami berpandangan, dan aku mulai mendekati dirinya. Aku pegang tangannya, lalu kuraba, betapa lembut tangannya. Kami saling berpegangan, meraba dan membelai. 

Perlahan kubuka pakaiannya satu persatu, kulihat ia dalam keadaan setengah telanjang. Kupandangi dadanya di balik BH putihnya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang.

“Kang, bener Akang cinta ama saya?”, tanya Indah kepadaku.

“Bener, Akang sangat cinta ama kamu!”, jawabku sambil membuka BH dan Celana dalam warna putihnya.

Kini ia polos tanpa satu benangpun menutupi tubuhnya.


Kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Indah bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.

Lalu kubuka selangkangannya dan kumasukkan penisku dengan extra hati-hati. Indah mengerang dengan pasrah, lalu kusuruh ia untuk menggigit bantal agar suaranya tidak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur.

Mata Indah merem melek karena keenakan. Nafasku mulai memburu, dan Indah mulai tidak bisa mengontrol dirinya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku semakin cepat, aku ingin sekali menembus pertahanannya yang rapat itu.

Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, dan kurasakan penisku mulai menegang dan, “Crot…, crot…, crot”. Spermaku keluar dengan deras, Indah memelukku dengan erat dan kamipun terbaring lemas karena kelelahan. 

Saat terbaring dalam hati aku bertekad untuk menikahi gadis ini, karena aku sangat mencintai Indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar